Cerita Horor Mengerikan Teror Sang Psikopat

Cerita Horor
Cerita Horor Mengerikan Teror Sang Psikopat
Cerita Horor Mengerikan Teror Sang Psikopat - Akhir akhir ini, kulihat Alisha lebih sering bermain sendiri di halaman belakang. Sendiri. Iya, sendiri. Entah permainan seru macam apa yang dia lakukan. Tapi aneh. Dia berdialog seakan akan dia bermain bersama kawannya.

"Alisha sayang, makan dulu nak," ucapku pelan.
"Nggak Bun! Nanti aja! Kasihan kalau dia ditinggal sendiri" balasnya.
Aku tertegun. DIA? Siapa dia yang dimaksud Alisha?

Aku tahu, dia indigo. Dia memaksa padaku untuk dibukakan mata batinnya. Untuk apa? Bocah kecil seperti Alisha merengek meminta hal seperti itu. Sungguh tidak wajar.

"Jangan kemana mana! Boleh belenang di kolam, tapi jangan lama lama, nanti sakit." ujar Alisha cadel. Dari sini terdengar pelan, dia berada di pinggir kolam renang. Aku diam saja. Wajar kalau Alisha seperti itu. 2 tahun kebelakang, setelah dibukakan mata batinnya, dia sering seperti itu.

"Aku mau makan! Cepetan! Nanti dia malah ( marah ) !" sentak Alisha sambil memandangku dengan wajah lugu.
"Lebih sayang Bunda, apa Dia?" tanyaku spontan. Dia memandang kolam. "Dia," ujarnya sendu.

Cerita Horor Mengerikan Teror Sang Psikopat Cerita horor pun belum usai. Aku diam memandang Alisha penuh kasih. Menahan tangis sungguh tak nyaman! Kelenjar air mata ini tak berani menampung jutaan kesedihan dari tahun lalu. Setiap aku menayakan pertanyaan itu, spontan Alisha menjawab namanya. Dia, entah siapa dia, manusia terkasih yang pernah Alisha kenal. "Alisha sayang.., ada Bunda disini!" batinku sedih.

"Peluk bunda, baru makan." kataku dengan senyum lirih.
Tangan alisha sudah siap memelukku. Entah sorakan apa yang membuatnya tergiur dan meninggalkan ku sendirian lagi.
"Udah Bun, anak itu Indigo. Adopsi aja anak dari panti asuhan. Biar Bunda bahagia," suara suamiku memecah keheningan. Sontak saja aku kaget. Suruhannya mengadopsi anak untuk menggantikan posisi Alisha.

"Nggak. Aku sayang Alisha." jawabku ragu.

Pagi ini tak secerah pagi di tahun lalu, Alisha hilang. Entah kemana perginya. Dia tidak ada disampingku. Aku bergegas mandi dan berpakaian. Meninggalkan suamiku yang tengah sibuk berkelebat dengan Laptopnya.

"Yah, Bunda berangkat. Nyari Alisha."
Salamku.
"Hati hati. Maaf gak bisa bantu, kerjaan maksa!" pekik Suamiku.

Cerita horor tentang anak indigo (Baca selengkapnya) Sudah sebulan Alisha hilang dari rumah. Entah mengapa hati ini terasa rapuh. Rindu sekali dengan pekikannya pada Lithira. Rindu semua dari Alisha.
Aku menangis sejadi jadinya, mengeluarkan kesedihan yang amat mendalam.

"Bunda, jangan sedih. Alisha ada disamping bunda, dibelakang bunda, Alisha tau ini sulit. Tapi Lithila mengubah semuanya. Semuanya bun, Alisha mau kita tetap belsama." lirihan suara Alisha terasa sangat dekat di telingaku. Dekat. Dekat sekali.

Cerita Horor Mengerikan Teror Sang Psikopat

Jleb!

Pisau tajam sempurna menusuk punggungku. Aku lengah. Tak sadarkan diri. Mungkin sekarat. Lalu mati.

Cup!

"Aku sayang bunda, lebih dali siapapun. Makasih mau nemenin aku disini," Alisha mengecup keningku lembut. Aku merasakan sensasi berbeda dari yang biasa biasanya.

Aku tahu,

Aku mati.

Diary,,

Alisha, anakku sayang, bunda gak ngajarin kamu jadi Psycopath,
Kenapa kamu bunuh bunda sayang? Bunda tau, kamu ingin kita sama sama lagi. Tapi gak gini caranya sayang, Bunda sekarang tahu siapa 'DIA' ayahmu terkasih kan sayang?, tega sekali dia membunuhmu, pantas saja tidak mau mencarinya, rupanya, dia pembunuhnya. Hah. Dasar pemuja setan!

Cerita Horor Max Si Anak Indigo (Baca selengkapnya) Sekarang, kita mati, bersama..
Bersama.. Sekeluarga... Demikianlah cerita horor kali ini.

Hati Hati dengan anak Indigo!

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.