Kumpulan Cerita Hotel Horor Kaskus

Cerita Horor
Kumpulan Cerita Hotel Horor Kaskus

Kali ini ceritahoror.id akan menyuguhkan kalian dengan berbagai cerita horor yang bertemakan hotel. Cerita berasal dari kisah nyata yang di share di forum terbesar indonesia yaitu kaskus, ceritahoror merangkumnya sehingga pembaca sekalian bisa membaca dengan nyaman. Brace your self

Saat itu masih baru beberapa hari ane bekerja di salah satu Hotel yang ada di New York. Tempatnya sangat teramat strategis dan gak jauh dari Time Square. Ane kerja sebagai CCTV Security yang udah dapat pelatihan selama tujuh hari berturut-turut. Pekerjaan ane sendiri gak terlalu berat karena ane cuman harus duduk di depan sepuluh monitor real-time. Pekerjaannya sendiri makan waktu gak lebih dari setengah hari. Shift dibagi dari jam 00.00-08.00, 08.00-16.00, 16.00-24.00.

Pertama kali ane dapat pelatihan itu ane di tuntun sama cowok yang udah pengalaman kerja. Walaupun posisinya sama-sama CCTV Security, tapi pangkatnya lebih tinggi. Dia botak tingginya sekitar 180 dan badannya sangat besar. Ane juga bisa dapat pekerjaan ini karena bantuan paman ane atau kata lainnya pakai bantuan orang dalam. Gak di Indo gak di sini, sama aja susah cari kerja walaupun udah tamat kuliah.

Hari pertama pelatihan ane diantar sama paman ane ke Hotel. Kami masuk dari pintu belakang khusus pekerja. Setelah di kenalin sama hotel manager dan cowok botak itu, paman ane langsung ngelepas ane sendirian. Ane lalu dituntun masuk ke dalam sebuah ruangan yang dipenuhi oleh monitor-monitor. Di dalam ruangan itu ada seorang cowok lainnya sedang duduk dengan kopi di tangannya. Pas ane masuk dia lekas ngeliat ane dan langsung ngajak salaman.

“This’s Walter, he’s also new in here” Ucap pria botak yang ane belum tahu namanya itu.

“Hey”

“Hey i’m Adrian, just call me ad” Balas ane

Setelah chit-chat yang lumayan panjang karena mereka berdua secara teknis sedang menjelaskan ini itu, akhirnya ane ditinggal berdua dengan Walter. Ane dikasi arahan cara menjalankan CCTV, zoom-in, zoom-out, dll. Suasana di dalam ruangan itu bisa ane bilang sangat nyaman karena semuanya sudah lengkap. Ada toilet, dispenser, alat untuk buat kopi, dll.

Yah, kerjaan yang sangat santai. Ane cuman duduk sambil mantau monitor. Ane gak tau kenapa Walter dari tadi sibuk bongkar-bongkar kardus yang ada di dalam lemari penyimpanan yang ada di belakang ane. Dia lalu datang dan nunjukin sebuah kaset rekaman.

“Do you believe ghost?” Matanya natap fokus ke ane, ujung bibirnya terangkat sedikit seperti dia berharap ane akan menjawab ‘no’

“I don’t know. Why are you asking that question?”

“Here, let me show you something”

Dia lalu memasukkan kaset rekaman itu ke dalam sesuatu yang ane yakini adalah DVD Player. Tak lama disalah satu layar yang berada ditengah mulai memulai isi dari kaset rekaman itu.

“Don’t ask, just Watch” Tegasnya sambil menyedu kopi

Yang ane lihat cuman tampilan Lobby hotel, koridor, pintu masuk, pintu belakang dan berbagai koridor/lorong dari tiga lantai lainnya. Semuanya terus menampilkan tampilan yang berbeda tiap lima detik. Tidak ada suara, hanya rekaman. Dimenit pertama ane gak bisa menyimpulkan apa yang ane lihat karena semuanya berlalu sangat cepat dan ane juga gak bisa fokus dalam satu tampilan dalam lima detik.

Menit kedua dia men-stop lalu nanya ke ane “Did you see something weird?”

“No”

Dia kembali memutar ulang rekaman tadi lalu memberhentikannya tepat di detik 40-an “See?””No” Ane terus mencoba mencari apa yang salah di rekaman itu.

Yang bisa ane lihat cuman koridor di lantai dua. Seperti biasa, hanya pintu-pintu yang saling berhadapan dan hal biasa lainnya.

“Look closely” Ucapnya

Jujur, ane terkejut bukan main. Di situ tepat di belakang pot bunga ane ngeliat kepala yang mencoba menutupi diri dari pandangan kamera, tapi bisa dilihat dari selip-selip daun. Ane cuma bisa lihat kepala dan badan yang seperti sedang menyandar di dinding. Memang menyandar, tapi kakinya sama sekali gak bisa ane liat.

“I know right?” ucapnya

Dia terus melanjutkan dengan mempercepat rekaman hingga ke menit lima. Yang ane lihat koridor di lantai tiga. Yang ane lihat masih sama kaya apa yang ane lihat tadi, hanya koridor biasa.

“See this” katanya kepada ane

Ane lihat anak perempuan sedang lari-lari di koridor dan sesekali meloncat.

“You’ll get used to it”

Detik itu juga pandangan ane dengan Hotel tak lagi sama.

Incoming search terms:

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.