Kisah Nyata Penarikan Uang Gaib dan Emas Bung Karno!
Suatu kisah yang paling berkesan baginya terkait dengan usaha penarikan uang gaib adalah ketika ia berhasil menemukan dan melihat secara langsung dengan matanya sendiri, bertumpuk-tumpuk uang koin emas dan berkarung-karung emas batangan di dalam sebuah goa besar di daerah Ujung Kulon, Banten.
Ia bersama 3 temannya telah mencari tumpukan harta itu selama berbulan-bulan dengan keringat dan modal yang tidak sedikit. Pencariannya dalam menemukan harta tersebut harus dilalui dengan beragam ritual, mulai dari pemberian sesaji, pertapaan, hingga mengorbankan beberapa ekor sapi.
Singkat cerita, setelah berbagai ritual telah dijalani, ayah saya dan ketiga temannya mendapat wahyu atau ilham dalam pertapaannya di sebuah lembah yang gelap. Secara bersamaan, keempat orang tersebut memiliki mimpi yang sama. Mereka bermimpi mendengar suara adanya orang yang berkata bahwa bila ingin harta dunia, maka mereka harus berjalan sejauh 10.000 langkah ke arah barat, lurus tanpa memotong jalan.
Mendapati wahyu tersebut, bergegaslah ayah dan tiga temannya mengikuti petunjuk yang diberikan suara gaib tersebut. Meski menemui bukit dan tebing yang curam, mereka terus berjalan sebisa mungkin tanpa memotong atau memutari jalan. Hingga akhirnya, pada langkah ke 99.990 mereka bertemu dengan sebuah mulut goa yang menganga.
Masuklah mereka ke dalam goa tersebut, akan tetapi tak ada sesuatupun harta benda atau uang yang bisa mereka dapatkan dari dalamnya. Awalnya mereka kemudian berpikir, bahwa suara yang mereka dengar adalah sebuah bisikan jin-jin yang berusaha mengganggu tapa brata yang mereka lakukan. Akan tetapi, ketika hendak kembali pulang, salah satu temannya melihat ada sebatang emas bung karno yang menempel di sebuah dinding goa. Diambillah emas tersebut dengan cara mengeruk dinding goa. Apa disangka, dinding goa rupanya sangat rapuh sehingga pada satu sisinya itu ambrol dan membuka ruangan baru yang tak pernah terjamah oleh siapapun sebelumnya.
Rupanya, di dalam dinding goa yang baru terbuka tersebut bertumpuk uang koin emas kuno dan berkarung-karung emas dengan berbagai bentuk dan ukuran. Betapa girangnya ayah dan teman-temannya mendapati hal tersebut. Tidak sia-sia perjuangannya dalam mencari apa yang diingininya. Sehingga terbayangkan akan datangnya kemuliaan dunia dan kekayaan yang akan segera dinikmatinya. Euforia dan kebahagiaan tampak jelas di raut wajah ayah dan teman-temannya. Bila diperkirakan, total uang yang bisa ia dapatkan dari harta yang mereka temukan bisa mencapai 2 triliun rupiah lebih. Itupun bila dihitung pada tahun 1995, saat harga emas hanya sebesar Rp. 20.000. Bayangkan bila emas itu dihitung dengan nilai di tahun ini, tentu total uang hasil konversinya bisa mencapai beratus-ratus triliun.
Akan tetapi, kebahagiaan ayah dan temannya itu tidak bertahan lama. Pasalnya, ketika berusaha mengarungi emas-emas yang berserak, tiba-tiba terdengar suara dari sisi goa yang lebih dalam.
“Ambillah sedikit banyak emas yang kalian lihat saat ini sesuka kalian, namun aku akan mengambil pula 3 orang di antara kalian yang aku pilih secara acak untuk menemani aku disini!” kata suara gaib itu dalam bahasa Banten Kuno.
Mendengar suara itu, nyali ayah dan teman-temannya seketika langsung menciut. Dalam benak masing-masing kemudian berpikir bahwa nantinya hanya akan ada satu orang saja di antara mereka yang akan menikmati harta gaib itu, sedangkan 3 orang lainnya harus mati meninggalkan keluarga dan anak-anaknya dalam penantian panjang.
Setelah berpikir lama, akhirnya ayah dan teman-temannya sepakat untuk tidak mengambil sedikitpun emas-emas yang dilihatnya. Pamitlah mereka kepada suara gaib itu, dengan berkata bahwa mereka tidak mau mengorbankan salah tiga di antara teman-temannya hanya karena harta dunia yang memberikan kenikmatan sementara.
Maka pergilah ayah ketiga temannya dengan tangan hampa dan kekecewaan yang berkecamuk. Sesampainya di tengah perjalanan menuju rumah, rupanya mereka menemukan masing-masing 1 batang emas bung karno dalam saku celananya. Emas itu mungkin merupakan cendera mata dan ganti rugi atas pengorbanan yang telah mereka lakukan. Dari kejadian itulah kemudian ayah dan teman-temannya mencapai titik balik. Mereka lantas tobat dan tidak mau lagi melakukan perburuan harta gaib yang penuh risiko. Hingga saat ini, ayah dan teman-temannya kembali menjadi orang-orang pada umumnya yang bila ingin memiliki harta, maka mereka harus bekerja sendiri.
5 Cara Mendapatkan Uang Gaib
Pesugihan Uang Gaib Tanpa Tumbal
Nyi Roro Kidul dan Soekarno
Post a Comment